Hai2..?? kenalin, nama saya Dian Sulistio, mungkin biar lebih akrab bisa panggil saya Iyaan.
Saya sangat suka menulis, dan bercita2 banget bisa jadi penulis, maaknya saya coba2 mulai dengan buat blog ini, hehe.
Oiya,Bulan lalu ada event lomba karangan cerita nasional yang di adain sama MPK, dan saya coba2 buat ikut. Yaa begitulah, saya baru pemula dan memang pertama kalinya ikut lomba, jadi saya baru bisa jadi peserta aja, belum bisa jadi Finalis, apalagi pemenang, hehe.. :p
Cuma disini syaa mau share apa yang saya bisa kasih. Yaitu cerita saya. Semoga cerita ini bisa jadi inspirasi juga. Slamat membaca, Tuhan memberkati^^
Cuma disini syaa mau share apa yang saya bisa kasih. Yaitu cerita saya. Semoga cerita ini bisa jadi inspirasi juga. Slamat membaca, Tuhan memberkati^^
Mata-ku
Mata Sahabat-ku
Dian Sulistio
Dian Sulistio
Aku merasa gelisah ketika
aku tidur, aku tak tau mengapa. Aku terbangun dan mengubah posisi tidurku ke posisi
duduk. Setelah kupandangi jam yang tergantung di dinding, aku baru sadar dan
terkejut karna waktu sedang menunjukan pukul 02 : 35 pagi. “Hooaamm.. Jam
berapa sih ini? Huuhh ya Tuhan? Tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya,
minggu ini selalu saja aku terbangun karna tidurku yang kurang nyenyak.” Aku
mencoba untuk tidur kembali, namun selalu saja mataku seakan tak mengizinkanku
untuk menutupnya.
Karna sangat sulit untuk
mencoba tidur kembali, aku memutuskan untuk melihat keluar kamarku. Aku membuka
kedua bilah jendela kamar secara perlahan dan seketika itu juga aku merasakan
deru angin yang begitu kencang. Selama aku tertidur dikamar, aku tidak menyadari
bahwa kedaan diluar sedang hujan. Hujan diluar cukup besar.Air berjatuhan
secara bergantian seakan ingin melepaskan kegelisahannya diudara. Ditambah lagi
suara petir yang menderu membuat suasana hujan semakin terasa.
Aku kembali kekamar, dan
melihat isi kamarku yang tidak terlalu besar. Diiringi dengan suara hujan
mengalun, aku mengambil jaket yang ada dilemariku. Aku duduk di meja belajar
yang biasa aku gunakan untuk saat teduh, membaca dan menyusun kegiatanku
sehari-hari. Aku membuka laci mejaku dan melihat-lihat isinya. Aku memilah
setiap isinya dan memperhatikan setiap benda yang ada didalamnya. Ada
sisir,kaca,gunting kuku,bedak,tisu, juga terdapat majalah-majalah dan alat-alat
penting didalamnya.
Aku mengambil salah satu
majalah yang ada didalam laciku. “Waahh? Ini kan? Ini kan majalah yang kucari –
cari selama ini.“ Ujar ku begitu senang nya saat menemukan majalah tersebut. Di
sampul bagian depan majalah tersebut terdapat tulisan besar “fotografer
potrait kehidupan terbaik, Lolita Violina” .
Aku pun mulai membuka lembar demi lembar yang
ada , seakan lupa kalau sebelumnya aku sangat ingin tidur. Aku bersandar pada
bangku, dan merenung. Seketika itu juga aku teringat akan masa lalu ku, masa
dimana aku masih belum mengerti siapa itu Tuhan, apa itu kasih, dan bagaimana
mengasihi.
Saat itu, aku masih duduk
dikelas 2 SMA, tepatnya di SMA Krisnamurti 1 Kalianda. Kala itu aku sangat sering berkumpul dengan teman-teman satu
kelompok, yang dapat disebut dengan gang.
Ya, begitulah. Kelompok kami adalah kelompok yang benar-benar arogan, kami
sangat ekslusif dan sangat tertutup dengan orang-orang diluar kelompok kami.
Kami selau memandang rendah orang lain, karna pada umumnya yang ada di anggota
kelompok kami adalah orang-orang yang cukup berada dibandingkan dengan yang
lain.
Suatu hari, aku dengan
kelompokku hendak makan seusai sekolah. “Oi? Mau makan dimana kita? ” ajak Rika
, salah satu dari kelompok kami. “ Yaudah sih, cuma mau makan aja pusing lho.
Beli tinggal beli aja kok,kaya gak punya duit aja. ” Sahut ku dengan nada yang
sombong. “ Yaudah lah dimana aja ,”
sahut Angga dan Denny, hampir bersamaan.
Lalu kami memutuskan untuk makan di Kantin sekolah.
Kami turun dari kelas kami
yang berlantai dua. Disana aku melihat seorang laki- laki yang sedang duduk
ditangga sambil mengerjakan sesuatu. “ Heh..?! minggir-minggir, ngapain lu
disini, hah? Gua mau lewat. Ngerti gak lu? “ , aku membentaknya dengan kasar
sambil megacakan pingang . “Maa.. Maaf, saya sedang menggambar disini.” Jawab nya dengan canggung dan muka
yang terihat takut. “Lagian siapa sih lu? Kayanya juga baru ini gua liat elu, ”
tanya Angga sambil bersandar di tembok. “Iya, saya baru saja pindah ke sini,
saya Dega Unggawianta di kelas 11 IPA 2 “Jawabnya sambil menunjukan kelas yang
ia tempati.Dan Rika pun ikut membentak seperti yang lain. “Sekarang yang
penting lu minggir deh, kita orang mau lewat ! .“
Belum sampai disitu saja.
Begitu kejamnya aku, sampai – sampai gambarnya yang sudah hampir jadi itu aku
tarik dengan paksa, dan aku menyobeknya sampai menjadi beberapa bagian.“Sini..!
sini kertasnya. Cepet ! “ aku menarik kertas yang ada pada tangannya dengan
sepenuh tenagaku.“Jangannn.. Itu
berharga buat ku, itu gambar yang ingin aku jadikan dokumentasiku di sekolah
ini.Tolong jangan dirusak” Dega benar – benar memohon pada ku sambil mempertahankan
kertas nya sebisa mungkin. Karna aku begitu memaksa,akhirnya gambar tersebut aku dapatkan, dan aku pun menyobek kertas
tersebut didepan nya, tepat didepan mukanya sambil mengatakan “ ini gambar lu?
Ya ampun gambar kayak gini aja penting? Heleeh ! .“ Yang lain hanya dapat memperhatikan sikap ku yang
benar – benar tidak baik tersebut.
Aku dan teman- teman
sekelompokku pergi meninggalkan Dega di bawah tangga tersebut. “Dah lah ayok
pergi , jadi makan gak? “ ajak ku kepada teman – teman seakan tak terjadi
apa-apa. “ Yaudah lah ayok,” ajak Rika kepada teman – teman yang lain. Aku tak
mengerti tentang apa yang Dega pikirkan, tapi aku begitu heran. Dega tidak melawan
ku maupun teman-tamanku. Padahal kami begitu kasar padanya. Bahkan dia selalu
menjawab dengan lembut setiap pertanyaan kami. Sambil berjalan ke arah Kantin
sekolah, aku melihat apa yang Dega lakukan. Dega mengumpulkan kertas yang telah
aku sobek-sobek, terlihat bahwa gambar itu memang sangat berharga untuk nya. Lalu
ia pulang mengenakan sepedah tua nya.
Keseharianku kulakukan
seperti biasa. Aku melakukan setiap hal sesuka hatiku, begitu pula dengan yang
aku lakukan kepada Dega. Aku selalu saja melontarkan kata-kata yang kurang baik
kepadanya saat bertemu. Tapi, tidak pernah sekalipun dia membalas kelakuanku.
Bahkan, dia selalu memberikan senyuman terbaiknya saat bertemu denganku,
walaupun setelah itu aku pasti memaki nya. Aku semakin tak mengerti. Mungkin
anak itu benar- benar sudah terbiasa melakukan hal baik dalam hidupnya.
Banyak pertanyaan yang
muncul dibenakku minggu – minggu ini setalah kejadian di tangga waktu itu. Aku
selalu berfikir akan hal tersebut, bahkan terbawa sampai aku sampai dirumah.
Sambil meremas bantal yang aku pegang dikamar aku mengeluh dan bicara sendiri
“huuuhh, jengkel ! , gara-gara tu anak, gua mau ngapangapain jadi gak konsen. Makin
muak aja gua jadinya . Tapi kalo dipikir-pikir, gua salah gak sih kayak gitu
sama dia? “ . Aku merenungkan nya kembali, dan aku sedikit demi sedikit mulai
sadar akan apa yang telah aku lakukan padanya. Tapi tetap saja aku mengeraskan
hatiku untuk merubah sikapku yang kurang baik tersebut.
Sampai suatu hari, aku begitu
shock dan sangat terpuruk karena aku mendapat kabar bahwa ayah ku mengalami
kebangkrutan , bahkan ayah ku dililit hutang perusahaan yang menumpuk dalam
skala yang sangat besar. Ayahku datang
dan berkata padaku “ Lolita, kita harus
pindah nak,” “ apa pa? Pindah? Kenapa? ,“
aku bertanya dengan bingung. “ pap.. pappa, dapat masalah di perusahaan ,
sayang. Maafin papa, “ayahku menjelaskan nya dengan perlahan.
Karna aku masih belum mengerti dan bingung, aku
terus bertanya kepada ayah ku “ Maksud
papa apa sih? , Lolita gak ngerti pa. Memang masalah nya apa? Memang ga bisa
diselesaikan? Kenapa sih pa? Kenapa ?.“ Ayahku meletakan kedua tangan nya ke pundakku
dan sambil menangis, ayah ku berkata “ ayah bangkrut, ayah tidak bisa berbuat
apa – apa lagi, nak. Bahkan ayah punya
hutang yang begitu banyak, oleh karna itu ayah harus menjual rumah kita
untuk mengganti sebagian dari hutang
yang kita miliki , maaa...” , “ kenapa sih?! Terus nanti kita gimana? Kita mau
tinggal dimana? Mau makan apa nanti kita pa?! “ , belum sampai ayah selesai
menjelaskan nya kepada ku, aku sudah menyela ayah. Aku melepaskan tangan ayah
ku, dan pergi meninggalkannya.
Aku benar – benar tidak tau
harus bagaimana. Aku sudah terbiasa degan materi yang selama ini aku miliki,
dan tentu saja itu aku dapatkan dari pekerjaan ayahku selama ini. Sekarang ayahku
sudah bangkrut, dan aku tidak dapat lagi menikmati segala hal yang biasanya aku
nikmati. Aku berlari dan meninggalkan rumah sambil menangis “ Aarrgghhh..!! , aku gamau kaya gini, aku
gamau kehilangan semuanya , aku gamau .“ Aku pergi keluar rumah dan aku dapat
menenangkan diri akan apa yang telah terjadi.
“Oh iya, jam berapa nih?
Dari tadi aku keasyikan liat – liat majalah, sampe lupa waktu begini ,“ aku melihat
jam dindingku kembali dan sekarang waktu telah menunjukan pukul 03 : 15
pagi .“ Waaaduh? Kayak nya aku musti tidur deh, udah jam segini , besok ada
acara penting, jadi aku musti tepat waktu . Tuhan, makasih udah ingetin aku
buat tidur , hehe. Semoga besok bisa bagun tepat waktu dan gak telat ,“ aku pun
menutup jendela kamarku lalu kembali ketampat tidurku . Aku mengambil bantal
yang ada didekatku, lalu aku berdoa dan mengucap syukur untuk semua hal yang
telah aku alami hari ini. Setelah itu aku mengambil selimut dan pergi tidur.
“Lolita? Bangun nak, udah
siang.Kamu gak lupa kan kalo hari ini hari yang penting?,“ pagi – pagi sekali ibu
ku telah membangunkan ku. “ Aduh ma, emang ini jam berapa sih ma? Hhooaamm,
masih ngantuk nihhh,“ aku masih terlihat mengantuk dan menyelimutkan tubuhku
kembali dengan selimut. “Aduh kamu ini, coba tuh liat jam dulu,“ ibu ku mencoba
mengigatkan ku kembali. “waduhhh, udah jam 7? Aku belum siap – siap lagi ma.
Gimana nih? ,“ aku sangat terkejut dan terlihat panik, saat melihat jam dinding di kamarku. “ Tuh kan,
tadi apa mama bilang? Ada – ada aja anak mama. Yaudah, cepet mandi sana, acaranya
masih jam 10 kok nak ,“ mama ku menenangkan ku sambil tersenyum dan mengelus
kepalaku. “ Tapi nanti mama bantuin aku pilih baju ya ma? Oiya, dandanin aku
juga, hehe ,“ aku merayu mama ku sambil mengambil handuk dan beranjak mandi. “Iya
Lolita sayang, sana mandi dulu, “ mama ku tersenyum.
Aku sudah siap untuk
berangkat ke acara yang benar- benar aku tunggu. Aku lupa menjelaskan bahwa
acara itu adalah pembukaan pameran fotografiku untuk yang pertama kali. Didalam
perjalanan, aku melewati sekolah SMA lamaku, SMA Krinamurti 1 Kalianda . Aku kembali
teringat akan kenangan ku semasa SMA.
“ Temen – temen , gua musti gimana? gua dapet masalah, ayah gua
bangkrut sekarang. Gua bingung ,“ sambil menangis aku mencoba menceritakan
masalah ku kepada teman – teman sekelompokku. Aku beranggapan bahwa jika aku
menceritakan masalah ini kepada teman- teman ku, aku dapat merasa lebih lega,namun
yang aku dapatkan justru kekecewaan. “Apa
bangkrut? Terus lu gimana? Mana bisa nanti lu ikut nongkong- nongkrong
sama kita lagi? ,“ Rika menjawab dengan tatapan yang tidak mengenakan. “ Bener
juga yang lu bilang Rik,kalo ayah tu anak bagkrut kan dia dah gak punya uang
buat seneng- seneng,” Sela Denny yang mendukung pernyataan Rika. “Kok kalian
gitu sih sama gua? Gua kira kalian bisa ngerti permasalahan gua. Tapi kalian
malah kaya gini “ , aku mengangis didepan teman-temanku. Aku kira selama ini
mereka mengasihiku dengan tulus, ternyata mereka mengasihiku sebatas materi dan
derajat yang aku punya. “Hah? Apa lu bilang? Ngerti? Yaampun yang bener aja
lagi, lagian apa yang musti kita orang ngerti? Setau kita ya lu dah gabisa lagi
main sama kita orang ,“ Rika dengan tega mengatakan hal tersebut kepadaku. “
Yaudah lah ta, udah jelas kan ? “ Denny menambahkan lagi, sedangkan Angga hanya
memperhatikan Rika dan Denny. “ Gua bener- bener gak nyangka kalian bakalan
ngomong kayak gitu , ternyata memang lu orang gak sebaik yang gua kira. Gua
bener – bener kecewa “ , suasana hatiku semakin hancur dan tak menentu akibat
kenyataan yang aku terima seperti ini.Sambil menangis, aku pergi meninggalkan
mereka.
Aku pergi ke atap sekolahan
dan menangis disana. Aku menangisi semua yang telah terjadi padaku.
Dan disaat itu pula, aku bertemu dengan Dega. “Kamu Lolita kan? Kamu kenapa? ,“ Dega tiba – tiba datang dan bertanya kepadaku dengan peduli. “Ngapain sih lu kesini? , pergi ! Tinggalin gua sendiri ! “ , aku membentak nya. “ Aku tau, kamu pasti ada masalah kan? Coba cerita, gapapa kok ,“ Dega tetap saja memperhatikanku walaupun aku membentaknya. “ Gua capek, semua temen – temen gua tinggalin gua, ayah gua bangkrut, rumah gua baru aja dijual, puas lu dengernya? ,“ aku menjawabnya dengan penuh kesedihan dan Dega menenangkan ku “ Jangan nangis lagi ya? Tuhan pasti punya rancangan dibalik ini semua, gak semuanya tinggalin kamu kok.Tuhan Yesus selalu ada buat kamu. “ “Lu kenapa sih bisa baik sama gua kayak gini? Padahal gua selalu aja ngelakuin hal yang gak baik sama lu, “ aku bertanya kepada Dega. “Tuhan selalu mengajarkan kepada kita untuk saling mengasihi, siapa pun itu. Karna itu aku mau belajar untuk mengasihi, “ Dega menjelaskan nya kepadaku. “Gua beryukur bisa ketemu sama lu, Tuhan mau tegor gua melalui elu. Mungkin gak pantes banget tapi, mau gak lu jadi temen gua?, “ aku bertanya kepada Dega. “ Kenapa enggak? “ Dega menjawab nya dengan senyuman manis.
Dan disaat itu pula, aku bertemu dengan Dega. “Kamu Lolita kan? Kamu kenapa? ,“ Dega tiba – tiba datang dan bertanya kepadaku dengan peduli. “Ngapain sih lu kesini? , pergi ! Tinggalin gua sendiri ! “ , aku membentak nya. “ Aku tau, kamu pasti ada masalah kan? Coba cerita, gapapa kok ,“ Dega tetap saja memperhatikanku walaupun aku membentaknya. “ Gua capek, semua temen – temen gua tinggalin gua, ayah gua bangkrut, rumah gua baru aja dijual, puas lu dengernya? ,“ aku menjawabnya dengan penuh kesedihan dan Dega menenangkan ku “ Jangan nangis lagi ya? Tuhan pasti punya rancangan dibalik ini semua, gak semuanya tinggalin kamu kok.Tuhan Yesus selalu ada buat kamu. “ “Lu kenapa sih bisa baik sama gua kayak gini? Padahal gua selalu aja ngelakuin hal yang gak baik sama lu, “ aku bertanya kepada Dega. “Tuhan selalu mengajarkan kepada kita untuk saling mengasihi, siapa pun itu. Karna itu aku mau belajar untuk mengasihi, “ Dega menjelaskan nya kepadaku. “Gua beryukur bisa ketemu sama lu, Tuhan mau tegor gua melalui elu. Mungkin gak pantes banget tapi, mau gak lu jadi temen gua?, “ aku bertanya kepada Dega. “ Kenapa enggak? “ Dega menjawab nya dengan senyuman manis.
Mulai saat itu aku dan Dega
berteman dengan akrab.Bahkan, kami telah menjadi sahabat. Sedikit demi sedikit
aku telah berubah.Aku mulai merubah cara hidupku,cara bicaraku,aku mulai
mengenal apa itu arti kasih melalui Dega. Bukan hanya itu, aku sekarang mau
pergi beribadah .Aku bisa mengenal pribadi Tuhan Yesus, dan aku tau bahwa Yesus
itu adalah kasih. Sebelum nya, aku masih sangat membenci teman-temanku.Setiap
bertemu mereka aku benar- benar merasa sangat tidak bisa memaafkan mereka.Namun
, karna aku sudah mengerti apa itu kasih, hubunganku dan teman – teman mulai
dipulihkan dan Dega juga dapat berkumpul dan bermain bersama kami. Mulai saat
itu kami semua bisa saling terbuka dengan masalah yang sedang kami hadapi juga
saling bahu membahu untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
Suatu ketika, aku dan Dega
membicarakan soal impian dan cita-cita kami. ”Ta? Selesai SMA kamu mau gimana?
“ Dega bertanya kepadaku. “ Aku tertarik
di dunia fotografi ga, dan dari semua yang aku punya, tinggal kamera ini yang
tersisa.Kamu sendiri gimana?” Aku menjelaskan kepada nya sambil menunjukan
kamera yang aku miliki. “Wah, bagus tuh ta. Boleh ni liat-liat hasilnya? Kalo
aku sih mau jadi pelukis, hehe ,“ dia mencoba melihat hasil foto ku. “ Duh, aku
masih belajar ga, aku belom jago. Ouwh gitu, lagian gambar kamu memang bagus
kok ga. Soal yang waktu itu , aku minta maaf banget ga. Aku..” belum sampai selesai menjelaskan, Dega
memotong pembicaraanku “udah, ngapain
itu dipikirin mulu? Lagian gambarnya udah aku selotip kok, hehe. Sekarang gini
aja deh. Kamu musti janji sma aku, kamu harus berhasil jadi fotografer terbaik, gimana? .“ “ Oke, aku janji aku
bakalan jadi fotografer terbaik, dan
kamu juga harus jadi pelukis terbaik” aku langsung berdiri dan mengucapkannya
dengan semangat. “Okee, siapa takut? Pokonya aku gamau ketemu sama kamu sebelum
kamu berhasil.” Aku selalu mengingat kata-kata itu sampai sekarang.
Mulai dari situ, kami sering
berlatih bersama untuk menggapai cita-cita kami.”Eh, liat nih ta lukisan aku,” Dega
memperlihatkan lukisan yang baru dibuatnya. Gambarnya sangat bagus dan setelah kuperhatikan itu adalah
lukisan wajahku. “Lho eh? Itu kok mirip aku?,” dengan malu aku bertanya
kepadanya.“Memang iya,” Dega meledek ku.” Curang ya? Aku juga bisa, sini foto,”
sambil bercandaria aku memotretnya. Dan hapir setiap hari kami bersama-sama
berlatih dan bergurau.
Tiba- tiba saja Dega berubah
entah kenapa. “ Ga, kita latihan ditempat biasa yok? Aku bawa bekal ni hari
ini,” aku mengajak Dega dengan semangat. “Sory, gua gak bisa,” jawab Dega
dengan tidak mengenakan. “ Kamu kenapa sih ga? Kok kayanya hari ini kamu beda
banget? ,“ aku bertanya dengan bingung. “ Udahlah , mulai sekarang gak usah
cari-cari gua lagi, gua males,” dia berkata dengan seriusnya, sambil pergi
meninggalkanku. “ Dega, tunggu! Kamu kenapa sih? Kamu belom jelasin ada apa? ,“
aku mencoba mengejar dan meminta penjelasan darinya. “Udah lah! ,“ dia
melepaskan tanganku dan tetap pergi menjauh dariku.
Aku mencoba untuk mencari
tau, aku mencoba untuk meminta maaf. Tapi, tetap saja Dega tidak menjelaskan
kepadaku ada apa dan mengapa. Malahan, ia berubah tidak seperti Dega yang
biasanya. Semenjak saat itu Dega memiliki tatapan sinis terhadap ku, dia selalu
menghindar dariku. Aku mulai jenuh padanya karna setiap usaha yang kulakukan
tidak digubris sedikitpun olehnya.”Oke ga kalo caru kamu kaya gitu sekarang,
aku gatau apa maksud kamu kaya gitu. Aku udah coba buat minta maaf dan lakuin
segala cara, tapi kayanya ini semua gak ada artinya lagi. Aku gak ngerti, aku
benci sama kamu! ” Aku mengatakan hal itu kepada Dega di depan kelasnya sambil
menagis dan meninggalkannya disana.
Kian hari aku benar – benar
membenci dirinya. Aku melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada ku,
aku tidak pernah mau melihatnya , apalagi menyapanya. Bahkan jika aku bertemu
dengannya, aku akan mamalingkan wajahku.
Mulai dari saat itu aku lebih
sering sendiri. Suatu hari, aku dimintai tolong oleh seorang guru untuk mengambil
kuas di gudang sekolah. “Waduh, ada di atas lagi kuasnya. Kalo loncat nyampe
kali ya? ,“ aku berusaha mengambil kuas yang ada di atas rak dengan meloncat .
“Duh susah amat sih, huppp...” Dan tanpa ku sadari,ternyata diatas rak terdapat
kaleng tiner yang belum ditutup “AAAAaaaaa...!!!! panass, mataku panasss!
Tolong! Tolong! Mataku ,“ aku berteriak kesakitan kerena mataku terkena
tumpahan air tiner tersebut. “ Yaampun Lolita kamu kenapa? Bu , pak tolong!
Mata Lolita terkena cairan keras, “ aku mendengar pak Gusmanto meminta bantuan untukku, lalu
aku pun segera dilarikan kerumah sakit.
Aku tidak tau berapa lama
aku di rumah sakit. Aku terbangun dan merasakan mata ku tertutup oleh perban. “Nak,
kamu sudah sadar? Jangan banyak gerak dulu,” aku mendengar suara ibuku. “Ma,aku dimana? Mata aku gimana?
Udah bisa dibuka belum perban nya? .“ Aku begitu bingung dan memaksa orangtuaku
membukakan perban yang melilit mataku ini, dan akhirnya dokter membukakan
perban ku.”Lho ma? Pa? Kok gelap sih?,” aku semakin bingung, terdengar suara
tangis ibu didekatku. “Ma? Aku ini kenapa? Aku gabisa liat ! ini kenapa? Gelap
! AAAaaa.. “ Aku menangis dan berteriak semakin kencang dirumah sakit. “
Lolita, jangan nangis lagi ya nak? ,“ ayahku menguatkan ku. “Tapi kenapa jadi
kaya gini?! Aku gamau! “ aku menagis semakin kencang dan memberontak.
Tak lama, dokter menjelaskan apa yang telah terjadi kepadaku, dan itu mebuat hatiku semakin terpukul. Sekarang mataku buta akibat air keras yang mengenai mataku, aku tidak dapat melanjutkan mimpiku sebagai fotografer karna aku sudah tidak dapat melihat lagi.
Tak lama, dokter menjelaskan apa yang telah terjadi kepadaku, dan itu mebuat hatiku semakin terpukul. Sekarang mataku buta akibat air keras yang mengenai mataku, aku tidak dapat melanjutkan mimpiku sebagai fotografer karna aku sudah tidak dapat melihat lagi.
Hanya ada pilu di hatiku.
Aku bertanya- tanya kepada Tuhan, apakah ini yang disebut kasih Bapa kepada
anak-Nya? . “ Tuhan? Kenapa sih aku harus mengalami hal ini? Apa ini cara Mu
mengasihi ku? , aku sudah mencoba untuk berubah tapi kenapa harus seperti ini
yang aku alami? Aku gabisa Tuhan, “ aku menangis dan mengungkapkan isi hatiku
kepada Tuhan. Sekarang satu – satu nya yang dapat aku lakukan adalah menangis
dalam kegelapan yang aku hadapi.
Dokter mengatakan kebutaan ku ini dapat diatasi jika ada orang yang mau mendonorkan matanya kepadaku, dan aku tau bahwa itu tidak mungkin.
Dokter mengatakan kebutaan ku ini dapat diatasi jika ada orang yang mau mendonorkan matanya kepadaku, dan aku tau bahwa itu tidak mungkin.
Setiap harinya aku merenung
dikamar, aku tidak tau pasti apa yang kulakukan karna aku tidak dapat melihat
apapun. Aku selalu berangan – angan, bagaimana aku dapat melanjutkan mimpiku
ini, aku sesekali berfikir adakah yang mau mendonorkan matanya untuk ku? , dan
saat itu pula aku menangis.
Dibulan ke-3 saat aku
mengalami kebutaan ini,aku mendapatkan hal yang tak kusangka-sangka. “Lolita?!
Nak?! Ya Tuhan,akhirnya kamu sebentar lagi dapat bisa melihat kembali nak. Ada
yang mau mendonorkan matanya untuk kamu.Bukan hanya itu, biaya oprasi nya pun pendonor
itu tanggung semuanya .” Ibuku begitu bersemangat menceritakan hal ini
kepadaku, dan aku benar- benar terkejut dan tak mampu berkata banyak, “hah?
Mama gak bercanda kan?” “mama serius nak, ayo sekarang kita kerumah sakit,” ibuku
menjelaskan dengan tegas, dan kami pun segera berangkat ke Rumah sakit.
Aku segera melakukan operasi
pendonoran tersebut, dan operasi selesai setelah berjalan selama 3 jam lebih.
Namun, aku baru dapat membuka perban setelah 3 hari.
Dan hari itu pun tiba.Perban
yang menutupi mataku itu akhirnya dibuka secara perlahan. “Ya Tuhan. Aku bisa
kembali melihat, Trimakasih Tuhan ternyata aku telah salah menilai Mu.”
Seketika itu juga aku menangis dan bersujud sementara ayah dan ibuku ikut
menangis dan memelukku. Aku benar-benar merasa bersalah karna sempat meragukan
Tuhan yang aku punya.Saat itu aku sangat bertanya-tanya, siapakah sebenarnya
orang yang telah mendonorkan mata nya untuk ku? Aku sangat beryukur Tuhan telah
mengirimkannya kepadaku, dan aku ingin tau bagaimana keadaannya sekarang.
Lalu aku menanyakannya ,“ma? Pa? Aku seneng banget, mana orang yang udah donorin mata nya buat aku? Terus gimana dong keadaan dia sekarang? Siapa orang nya? Aku mau ketemu ma,” “mama gabisa kasih tau nak, mama udah janji sama orang itu kalau mama ga bakal kasih tau, karna dia gamau kamu tau.” Ibu ku tidak mau memberitahunya.Karna aku begitu mendesak ibuku, akhirnya ibuku menjelaskan semuanya “Oke, mama jelasin semuanya.Waktu itu kamu pernah bilang kalo Dega tiba-tiba berubah dan jauhin kamu kan?” “iya ma terus apa hubungan nya?,” aku menjawab.”Sebenarnya, Dega melakukan itu karna dia gamau kamu sedih, dia gamau kamu kehilangan dia karna sakit kanker jantung yang dia punya.Dan saat dia mendengar kabar akan apa yang terjadi padamu, dia segera megajukan dirinya untuk melakukan hal ini.Padahal disaat dia melakukan pendonoran, keadaannya akan semakin memburuk, tapi dia tetap teguh untuk melakukan hal ini.Tapi, saat ini kamu gabisa lagi ketemu sama Dega sayang.” Ibuku menjelaskan kepadaku dengan jelas sambil terlihat begitu sedih.”Tapi kenapa ma? Kenapa sih dari awal gaada yang kasih tau aku? Diwaktu terakhirnya aku malah benci sama dia, aku gapantes dapet donor ini darinya,” “Sayang, jangan gitu nak, jangan sia-siain apa yang udah sahabat kamu lakuin,dia melakukan hal itu karna dia sayang sama kamu,dan kamu adalah sahabatnya.Dia sudah tau akan keadaan dirinya, sehingga dia berani melakukan ini untuk kamu dan cita-cita kamu.” Ibuku pun memeluku dan menguatkanku.
Lalu aku menanyakannya ,“ma? Pa? Aku seneng banget, mana orang yang udah donorin mata nya buat aku? Terus gimana dong keadaan dia sekarang? Siapa orang nya? Aku mau ketemu ma,” “mama gabisa kasih tau nak, mama udah janji sama orang itu kalau mama ga bakal kasih tau, karna dia gamau kamu tau.” Ibu ku tidak mau memberitahunya.Karna aku begitu mendesak ibuku, akhirnya ibuku menjelaskan semuanya “Oke, mama jelasin semuanya.Waktu itu kamu pernah bilang kalo Dega tiba-tiba berubah dan jauhin kamu kan?” “iya ma terus apa hubungan nya?,” aku menjawab.”Sebenarnya, Dega melakukan itu karna dia gamau kamu sedih, dia gamau kamu kehilangan dia karna sakit kanker jantung yang dia punya.Dan saat dia mendengar kabar akan apa yang terjadi padamu, dia segera megajukan dirinya untuk melakukan hal ini.Padahal disaat dia melakukan pendonoran, keadaannya akan semakin memburuk, tapi dia tetap teguh untuk melakukan hal ini.Tapi, saat ini kamu gabisa lagi ketemu sama Dega sayang.” Ibuku menjelaskan kepadaku dengan jelas sambil terlihat begitu sedih.”Tapi kenapa ma? Kenapa sih dari awal gaada yang kasih tau aku? Diwaktu terakhirnya aku malah benci sama dia, aku gapantes dapet donor ini darinya,” “Sayang, jangan gitu nak, jangan sia-siain apa yang udah sahabat kamu lakuin,dia melakukan hal itu karna dia sayang sama kamu,dan kamu adalah sahabatnya.Dia sudah tau akan keadaan dirinya, sehingga dia berani melakukan ini untuk kamu dan cita-cita kamu.” Ibuku pun memeluku dan menguatkanku.
Sejak saat itu, aku bangkit
dan aku mulai mengejar cita-citaku dengan serius.Setiap lomba, setiap event,
dan setiap kesempatan tidak ada yang aku sia-siakan begitu saja.Hingga saat ini
aku dapat berdiri di tempat ini, yaitu pameran pertamaku.Aku bersyukur karna
Tuhan telah mengirimkan Dega, tanpa nya aku tidak mungkin bisa sampai disini.
Trimakasih Tuhan Yesus, Trimakasih sahabatku Dega.
Dari cerita ini, kita dapat
mengambil point-point berharga yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. Kasih
adalah hal utama yang diajarkan Tuhan kepada kita. Kita dapat melihatnya pada
salah satu Firman yang terambil dalam injil Yohanes 4:16, “ Kita telah
mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa
tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam
dia.” Seperti hal nya Lolita, mungkin
kita seringkali melakukan hal yang sama secara tidak sadar dalam kehidupan
pertemanan kita. Kita harus saling mengasihi siapapun orang nya, baik itu teman
dekat, maupun orang yang membenci kita,seperti yang terambil dalam 1 Yohanes 4:7 “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah
kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang
yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”
Karna Tuhan terlebih dulu mengasihi kita dan kita
telah mengenal Nya, hendaknya kita bisa belajar hidup menurut printah Tuhan
yang utama , yaitu untuk hidup saling mengasihi. Tuhan memberkati kita semua.
Demikian cerita yang bisa saya buat. Pastinya dicerita ini banyak sekali kelasahan, namun dambil positifnya aja deh. wkwkw. moga bisa bantu2 dapet inspirasi.